Jangan Mendekat! 'Area Khusus Warga'

Labuhan Jukung -cuma 50 meter dari jalan raya pasar Krui, Lampung
Tidak susah kalau mau santai di Krui. Pantainya banyak. Bahkan di seberang jalan rayanya.

Pagi-pagi saya sudah main di pinggir laut, pantai Labuhan Jukung. Bikin footprint di pasir, mendengar ombak, sambil disisirin sama angin laut.

Pengunjung lokal di Labuhan Jukung tidak begitu banyak. Soalnya tidak semua bibir pantainya bisa dipakai untuk berenang. Selain karena karena karangnya, ombak di sini juga lumayan besar. Saya harus pura-pura cuek pas diingatkan, jangan berenang terlalu jauh. Dulu, pernah ada yang terseret ombaknya, tenggelam ke laut, tidak tertolong.


Tapi kapan lagi? Udah jauh-jauh, masa cuma minum es kelapa?

Bagus, dan suasananya memang bikin adem seperti latar karang raksasa di belakang saya. Latar foto itu bagus sekali. Saya terbayang Tanah Lot di Bali saat mendekatinya. Memang mirip, cuma di atasnya bukan pura, melainkan mercusuar. Saya jadi bertanya-tanya kenapa pengunjung malah nggak ramai di sekitar karang besar ini? Padahal airnya lebih jernih, viewnya juga lebih alami.

Ternyata teka-teki itu terbongkar saat saya berjalan kembali meninggalkan karang tersebut.

Satu persatu warga turun ke pasir pantai, jongkok, kemudian menurunkan celananya. Dan, yah! Bibir pantai nan elok itu ternyata 'toilet alami' warga! Saya baru tahu kalau area pengunjung dan area khusus warga itu dipisah. Dan tempat yang bagus itu, 'area warga'.

Saya jadi geli. Barusan saya berenang di air yang mana?


0 komentar:

Post a Comment