Tinggi Sibayak mencapai 2200an mdpl. Angka itu nggak begitu menakutkan karena ada tangga menuju puncaknya.
Gunung Sibayak adalah primadona pendakian banyak orang. Lokasinya cuma dua jam dari Medan. Plus, jalur aspal yang mulus sudah ada sampai setengah jalur pendakian. Makanya, angkot pun bisa mengantar pengunjung sampai ke pos parkir pertama. Kalau bawa motor, lebih enak lagi karena bisa dibawa ke pos parkir terakhir.
Setelah kenikmatan jalur aspal itu, anak tangga dari semen juga sudah ada di trek pendakian sampai separuh perjalanan menuju lokasi perkemahan. Jadi, dari pos parkir terakhir, 30 menit jalan kaki juga bisa sampai ke puncaknya.
Kalau cuma mau nonton sunrise ya nggak perlu bawa perlengkapan yang ribet.
Dari orang-orang yang datang, kayaknya Sibayak memang menampung segala jenis motivasi pengunjungnya. Mulai dari rombongan suami istri, pasangan-pasangan yang datang dengan jins super ketat, sampai yang kelihatannya mau nongkrong ke mol juga naik ke puncak Sibayak!
Membayangkan jins ketat sambil mendaki aja udah bikin saya sesak nafas. Untungnya bau belerang di puncaknya nggak menyengat.
Saya naik ke puncak Sibayak. Dimana pemandangan lebih lepas dan jernih. Waktu itu Gunung Sinabung baru meletus malam sebelumnya. Otomatis pemandangan hutan yang harusnya hijau jadi terlihat abu-abu. Nah, sebelum mendaki Sibayak ada baiknya menghindari waktu pendakian pasca erupsi Gunung Sinabung.
Bule-bule juga banyak yang naik ke Sibayak. Daerah perkemahan di Sibayak pun jarang sepi. Apalagi pas weekend. Tenda-tenda untuk menginap pengunjung berjajar. Saya salut dengan yang dengan susah payah menggotong sampah di dalam kantong plastik besar turun ke bawah. Sayangnya nggak semuanya demikian. Sisa-sisa snack makanan ringan banyak yang dibiarkan. Saya makin gemes pas melihat orang membuang kantong plastik berisi sampahnya ke semak-semak.
Waaa bagus kakkk :D. Fotonya kurang banyak.
ReplyDeleteMakasyihhh Dewanty!
DeleteNtar next post photo-blognya deh
biar kayak hutan pinus Imogiri ;)
Tindoooonngg.. Photoku mana?! Postinglaahh :D
ReplyDeleteSegera putri pocahontas. Segeraaaa~
DeleteKok gak abg bersihkan sampahnya kemarin bg?
ReplyDeletebawa pulang kan bisa, haha
Maunya gitu La,
Deletenamun apa daya, ransel udah penuh sama kenangan >..<
mana kak update yang di malang? :(
ReplyDeleteSiap kak! Lagi beberes blog... pake rumus2 TOAD :"""))
Deletegunung sibayak ini bikin sedih kalo untukku.. soalnya masih inget tragedi pesawat garuda yg jatuh dari penerbangan jkt-medan thn 97 lalu mas.. temenku dan mamanya jd korban dan jenazahnya ga ketemu... :( makanya inget sibayak, ya inget tragedi itu..
ReplyDeleteInnalillahi.. duh iya udah lama banget kejadiannya tapi sampe sekarang masih masih terbayang apalagi kalo inget2 cerita yg evakuasi korban.. merinding, turut berduka :(((
DeleteWahh keren abis, temen ku yang di medan pernah cerita soal gunung ini.. jadi minat banget untuk ke sana..
ReplyDeleteMasih lumayan deket dari Medan, bisalah disinggahi :D
Delete